Assalamu'alaikum!
Hahahahaha! Aku kembali lagi dengan fanfic Naruto (Naruto melulu..). Maaf soalnya aku kepikiran melulu. Aku rencananya mau bikin fanfic Kocchimuite! Miiko alias Hai, Miiko!, tapi belum jadi (Dasar..)
Yaudah yuk kita mulai!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Disclaimer :
Naruto jelas punya Masashi Kishimoto-sensei.
Pertanyaan Untukmu jelas punyaku.
Rate : Gak tau, mungkin T
Character : Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke.
Genre : Friendship dan maybe Humor.
Warning : No summary, baca aja! Gaje banget! Pendek! Say no to BL! Setting setelah Naruto The Last!
~Enjoy~
".. Bulan lho, dobe."
"Hah? Apa Sasuke-teme?" tanya Naruto yang mengalihkan pandagannya dari Konoha. Posisi mereka saat ini ada diatas bukit pahatan Hokage.
"Kubilang, aku lihat kejadian di bulan lho, dobe." Sasuke mengulang perkataanya. Naruto sedikit memerah.
"Li.. Lihat apa-dattebayo?"
"Ck, pura-pura gak tahu lagi.." gerutu Sasuke. "Mungkin seluruh dunia juga tahu kalau kau ciuman dengan Hinata saat di bulan, kan?"
Deg! Oh, Naruto. Harusnya kau cari tempat privasi saat ciuman, bukannya bulan yang jelas-jelas dilihat semua orang! Dasar dobe! #DiRasengan
"K.. Kau lihat, ya?" tanya Naruto pura-pura polos.
"Iyalah! Eh tapi kau romantis juga, ya dobe, nggak nyangka.." komentar Sasuke dingin (Author : Ampun deh ini anak. Gak pernah hangat apa? Dingin melulu..)
"Ya, memangnya kau-ttebayo? Sampai detik ini saja kau belum mendekati Sakura-chan.." balas Naruto.
"Aku ini kan masih dalam perjalanan penebusan dosaku dobe.."
"Terus kenapa kau disini-ttebayo?"
"Lagi libur.."
'Emangnya ada ya lagi penebusan dos malah libur-ttebayo?' batin Naruto menggerutu. "Ah aku harus pergi menemui Hinata-hime.. Jaa-ttebayo!"
"E.. Eh tunggu dulu!" Sasuke mencegat Naruto. "Aku punya pertanyaan untukumu."
"Pertanyaan apa-ttebayo?"
"Kau tahu Kidomaru?"
Naruto berusaha mengingatnya. "Oh yang laba-laba itu.. Ada apa dengan dia-ttebayo?"
"Kalau Hinata dan Sakura terperangkap dalam jaring Kidomaru, siapa yang akan kau selamatkan lebih dulu?" tanya Sasuke.
"Tentu saja Sakura-chan, dattebayo.." jawab Naruto spontan.
"Bukannya kau mencintai Hinata? Kenapa kau malah menolong Sakura terlebih dulu? Kau memberi harapan palsu pada Hinata ya??"
'Sejak kapan si teme jadi cerewet begini-ttebayo?' batin Naruto.
"Kau ini baka, ya?"
"Apa?"
"Hinata-hime itu kan dari klan Hyuuga dan bisa menggunakan Jyuuken, jadi Hinata-hime bisa menolong dirinya sendiri, atau malah dia juga yang menolong Sakura-chan.." jelas Naruto. "Aku pergi ya, teme! Jaa-ttebayo!"
Sasuke langsung jawdrop. Wah harus difoto, tuh! Jarang-jarang lihat Sasuke jawdrop! #DiAmaterasu
'Naruto yang baka atau pertanyaanku yang salah, ya?'
Poor Sasuke.
~The End~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Oke sipp ini aneh parah! Aku terinspirasi saat melihat Hinata yang diselamatkan Naruto dari si mahluk unyu, Zetsu (Gak salah, ya?)
Wuaahhh waktu dengar indikasi Naruto bakalan meninggal, serius 100%, AKU GAK RELA!! Naruto itu kan tokoh utama! Apalagi aku ini fans-nya Hinata-chan. Mana rela aku kalau Naruto sampai meninggal? Sampai sekarang aja aku gak rela Kak Neji, Kak Itachi dan Tuan Jiraiya meninggal, apalagi Naruto?!
Yaudahlah oke,
Wassalam.
Selasa, 28 Juli 2015
Jumat, 24 Juli 2015
Fanfic Naruto : Letter
Assalamu'alaikum! Ketemu lagi dengan Atika.
Kali ini kembali dengan pairing Naruhina! Ya, aku cuma jago bikin fanfic Naruto dengan pairing ini. Yosh! Ayo kita mulai!
Dislaimer :
Naruto jelas punya Masashi Kishimoto-sensei.
Letter jelas punyaku.
Rate : mungkin T (?)
Genre : Romance (slight Humor)
Character : Uzumaki Naruto, Hyuuga Hinata, Hyuuga Neji, dll.
Pairing : Naruhina
Summary : Naruto dapat tantangan dari Neji, yaitu membuktikan keseriusannya pada Hinata. Bagaimana caranya? Hanya di fanfic ini!
Warning : OOC! Aneh! Jelek banget! Ide pasaran! Bukan dunia shinobi soalnya aku gak bisa bikin cerita adventure seperti aslinya! Di cerita ini Hyuuga Hiashi sudah meninggal, jadi yang menjaga Hinata hanya Neji! Disini Neji kakak kandungnya Hinata! Humor gagal!
Dan tangannya digandeng seorang cowok berambut spike berwarna pirang yang rasanya pingin ditonjok sulung Hyuuga itu. Gila, bisa-bisanya cowok itu muncul dengan cengiran yang dimata Neji menyebalkan itu!
Kali ini kembali dengan pairing Naruhina! Ya, aku cuma jago bikin fanfic Naruto dengan pairing ini. Yosh! Ayo kita mulai!
Dislaimer :
Naruto jelas punya Masashi Kishimoto-sensei.
Letter jelas punyaku.
Rate : mungkin T (?)
Genre : Romance (slight Humor)
Character : Uzumaki Naruto, Hyuuga Hinata, Hyuuga Neji, dll.
Pairing : Naruhina
Summary : Naruto dapat tantangan dari Neji, yaitu membuktikan keseriusannya pada Hinata. Bagaimana caranya? Hanya di fanfic ini!
Warning : OOC! Aneh! Jelek banget! Ide pasaran! Bukan dunia shinobi soalnya aku gak bisa bikin cerita adventure seperti aslinya! Di cerita ini Hyuuga Hiashi sudah meninggal, jadi yang menjaga Hinata hanya Neji! Disini Neji kakak kandungnya Hinata! Humor gagal!
Untuk mengenang Hyuuga Neji yang sudah tewas di Perang Dunia Shinobi keempat
~Enjoy~
"Kenapa kamu baru pulang?" tanya seorang pria berambut coklat panjang bagai super model di ambang pintu yang diketahui bernama Hyuuga Neji. Ya, kalau kalian jadi Neji juga pasti mikir, kenapa adik perempuannya yang sangat manis a.k.a Hyuuga Hinata baru pulang jam delapan malam, masih menggunakan seragam Konoha High School yang notabenenya sekolah Hinata...
Dan tangannya digandeng seorang cowok berambut spike berwarna pirang yang rasanya pingin ditonjok sulung Hyuuga itu. Gila, bisa-bisanya cowok itu muncul dengan cengiran yang dimata Neji menyebalkan itu!
Ya kalian pasti tahu dia siapa. Uzumaki Naruto, siapa lagi? Naruto memang cukup terkenal karena reputasinya yang seorang ranking terbawah dan sikap playboy-nya yang cap gajah jongkok. Benar-benar tidak bisa dipercaya kalau adik kesayangan Neji itu pulang dengan pria sebejat ini. Apa adik berambut indigo didepannya ini sudah buta? Tidak mungkin kan dia melupakan reputasi Naruto yang terkenal hingga keluar KHS? Apalagi reputasi Hinata yang seorang dari keluarga terhormat dan sifatnya yang bagai bidadari jatuh dari surga, dihadapanku, Eeaaa #LhaKokJadiNyanyi. Pokoknya dimata seorang Hyuuga Neji, Uzumaki Naruto sama sekali tidak cocok bagi adiknya yang super imut itu.
"Ohayou, Neji-niisan! Lama gak ketemu ya sejak nii-san lulus dari KHS! Apa kabar-ttebayo?"
'Gila ini anak narsis amat.' batin Neji ngedumel. Biasanya bocah rubah pirang didepannya ini manggil dia dengan panggilan yang lebih pantas, 'Neji-senpai'. Ini malah jadi sok akrab banget!
"Heh, aku bukan kakakmu!" balas Neji super dingin (mungkin Neji sekarang setara dengan si Raja Es KHS, Uchiha Sasuke). "Kenapa kamu bisa pulang semalam ini, Hina-chan? Kamu ini seorang gadis dan kamu jalan dengan playboy cap kaki seribu. Nii-san khawatir sekali, tahu tempe bacem gorengan!"
'Kok jadi OOT gini, sih?" batin Hinata ngedumel. Sementara Naruto tetap cengengesan.
"Wah Neji-niisan hebat bisa menghitung sampai tahu kakinya seribu-ttebayo!" balas Naruto dengan masang wajah 'sok' polosnya yang menjijikkan dimata jenius Hyuuga itu.
"Ka.. Kami tadi kencan.. Se.. Sehabis pulang sekolah, Neji-nii.." jelas Hinata dengan wajah semerah-merahnya.
Doengggg!!
"A.. Apa? Kencan?!!" jerit Neji histeris. Dia bahkan lebih histeris dari ibu-ibu yang menjerit karena daging mahal (oke gak lucu).
"Iya Neji-niisan!" seru Naruto semangat seraya merangkul Hinata dengan gaya sok akrab (yang lagi-lagi) dimata Neji. Tahu deh dimata orang lain. "Kami baru jadian sekitar lima jam yang lalu, di lapangan, di saat jam pulang, di depan semua orang, bahkan di depan kepala sekolah juga babi peliharaannya, lho-ttebayo!"
Neji sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia langsung mencengkram kerah baju Naruto dengan kilat-kilat mata garang. "Beraninya kau, Uzumaki! Kau sudah menghancurkan kepolosan adikku dengan sikap playboy-mu itu! Bukannya kau sedang pacaran dengan Shion?! Kenapa kau malah mengkhianatinya dan pacaran dengan adikku yang cantik ini?! Kau benar-bemar playboy cap gajah ngangkang tahu, nggak?!"
Beda dengan Hinata yang khawatir-tapi-mati-kutu-dengan-perlakuan-kakakya, Naruto malah melempar tatapan meremehkan yang menjijikkan di mata Neji.
"Neji-niisan itu kudet banget, sih-ttebayo?"
Hah? Neji mulai bingung dengan kata-kata juniornya-yang-mungkin-akan-jadi-adik-iparnya ini. Kudet? Ayolah, Neji itu bersahabat dengan Rock Lee yang hobi ngulik-ngulik kegiatan heboh di KHS. Jadi meski Neji sudah lulus dari sana, Neji masih menaruh perhatian besar pada sekolah itu (terlebih karena Hinata sekolah disana). Masa' sih Neji kudet?
"Soal apa?" tanya Neji yang akhitnya kepo juga pada calon adik iparnya ini #DiJyuuken
"Aku kan diputusin sama Shion dua bulan lalu.." jawab Naruto dengan tampang sok galau di mata Neji. Tapi..
"Hah?"
"Aku putus asa karena Shion ternyata ngejar si-pantat-ayam-sok-ganteng-yang-ternyata-jomblo itu. Tapi akhirnya Hinata datang bagaimatahari yang menyinari hari-hariku-ttebayo!"
Oke Naruto mulai gombal. Cengrkaman Neji agak mengendur dan akhirnya melepaskan cowok-rubah-sok-ganteng-yang-sekarang-jadi-pacar-adiknya itu. Sementara itu Hinata hanya tersenyum malu-malu.
"Naruto-kun bisa saja.."
Damn! Adik perempuan Neji itu memanggil Naruto dengan suffix kun. KUN! Itu berarti Hinata benar-benar pacaran dengan Naruto, kan?!
"Nggak kok Hina-hime.. Kamu memang matahariku-dattebayo!"
Neji terbelalak hebat sampai matanya hampir copot. Hina-hime?!! Mereka baru jadian lima jam yang lalu dan si-rubah-sok-ganteng ini sudah memanggil Hinata dengan panggilan hime?!
Oke Neji. Hembuskan nafas terakhir #DiHakkeKusho. Eh maksudnya tarik nafas dalam-dalam, lalu keluarkan lewat pantat #DiShoutei. Maaf maksudnya mulut. Sabar, sabar, SABAR NEJII!!
"Kau mencintai adikku atau hanya merasa merasa kasihan padanya?" tanya Neji.
Dan Neji dibuat keder dengan tingkah Naruto yang tiba-tiba serius. "Aku mencintai Hinata dengan sepenuh hatiku, dan aku serius padanya kali ini."
Hinata terkesima mendengarnya, begitu juga Neji meski super langka itu hanya terjadi sepersekian detik. Lavender si sulung Hyuuga itu menatap tajam shappire milik Naruto. Sial bagi Neji, karena dia sama sekali tidak menemukan kebohongan pada Naruto.
Tapi Neji itu jenius (meski tidak sejenius si-jenius-tukang-tidur-berkepala-nanas bernama Nara Shikamaru, sih). Dia tidak bisa mempercayai Naruto si-rubah-playboy begitu saja. Neji kemudian menyeringai.
Naruto yang gantian keder mendengarmya. "Bagaimana cara membuktikannya-dattebayo?"
"Ya gak tahu." Neji angkat kaki eh, maksudnya angkat bahu. "Kan kau yang katanya mencintai adikku. Kau yang harus cari akal. Aku tahu otakmu itu masih cukup berguna untuk kau pakai ketimbang diloakkin.."
Meski agak kesal dengan kata-kata Neji, akhirnya Naruto mengangguk mantap. "Baiklah! Tunggu kejutanku besok-ttebayo..!"
Neji buru-buru menarik Hinata masuk. "Pulang sana kau, dasar bajingan!"
"Lho?" Naruto mulai sok polos lagi. "Nggak ada ciuman perpisahan?"
Blush!!
Duakkkkk!!
Sampailah Naruto dilangit tujuh berkat tendangan maha dahsyat Neji. Poor Naruto.
~Keesokan harinya di KHS~
"Disini saya Shimura Sai melaporkan dari kelas 12-6, tempat kejadian perkara. Disini kejadian super duper aneh pake bingiittt terjadi. Biasanya kelas ini kelas paling ribut sedunia seakhirat dan sealam semesta (?). Tapi tiba-tiba kelas ini berubah menjadi aman, damai, tentram serta sejahtera(?). Sebenarnya apa yang terjadi, rekan Akimichi Chouji?"
"Baiklah saya Akimichi Chouji akan menjelaskan kejadian di kelas 12-6. Uzumaki Naruto, biang keributan kelas ini sepertinya sedang gelisah, galau, gundah, gulana.. Ngg apa lagi, ya? Pokoknya Naruto perilakunya aneh. Diam aja di tempat duduknya sambil menundukkan kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa dia masih memikirkan Shion anak kelas 12-1 itu? Apa dia masih terlilit hutang makan ramen? Atau dia sebenarnya jatuh cinta pada Neji-senpai dan meresahi nasibnya yang salah menyatakan perasannya pada Hinata?"
Brakkkk!
Naruto langsung menggebrak mejanya. Dan dia melempar sepatunya. Tapi sial bagi Naruto, ternyata sepatunya malah melayang mengenai seorang wanita berambut pirang.
"SIAPA YANG MELEMPAR SEPATU BULUKAN INI KE WAJAH SAYA, HAH?!!!"
"Mampus kau Naruto..." bisik seekor ayam tapi cuma pantatnya #DiChidori eh maaf maksudnya Uchiha Sasuke yang duduk dibelakang Naruto. Naruto hanya melirik Sasuke dengan kesal. Dasar Raja-Es-pantat-ayam, batin Naruto. Sementara itu ternyata Sai dan Chouji yang memancing kemarahannya tadi langsung kabur begitu tahu siapa lawan yang akan berhadapan dengan Naruto.
"Go.. Gomennasai, Tsunade-sensei.." kata Naruto dengan suara yang sangat pelan seraya ojigi berkali-kali sampai terlihat seperti rocker(?). Pasalnya dia sedang berurusan dengan kepala sekolah KHS saat ini.
"SEKARANG LARI LAPANGAN 100x!!!"
Poor Naruto.
~Kemudian~
Iris madu itu terus memperhatikan lari Naruto dengan garangnya.
"Tsunade-sensei! Saya tahu saya ini pelari tercepat di KHS karena saya selalu dikejar mantan(?). Tapi hukumannya gak harus lari 100x, kan-ttebayo?" protes Naruto seraya tetap berlari.
"Justru karena itu saya memberimu hukuman seperti ini padamu! Makanya jangan lempar sepatu seenaknya!" balas Tsunade-sensei seraya tetap memperhatikan lari Naruto. Sementara itu Naruto lirik-lirik mesra #DiRasengan. Maaf maksudnya lirik-lirik sebal pada kepala sekolah cantik-cantik tua itu #DiHajarTsunade.
Akhirnya pada jam istirahat hukuman Naruto pun selesai, dan Naruto pun langsung tepar di pinggiran lapangan dengan tidak elitnya.
Tiba-tiba dewi kematian #DiJyuuken eh maaf maksudnya Hinata datang menghampiri Naruto.
"Hina-hime?" Naruto tiba-tiba jadi semangat. Gitu ya orang yang ketemu orang yang dicintainya? Maklum si Author bukan orang yang berpengalaman #LhaKokJadiCurhat.
"Aku lihat dari jendela kelas kalau Naruto-kun dihukum Tsunade-sensei.." kata Hinata.
"Oh iya jendela kelas kita ka menghadap langsung kelapangan-ttebayo.." komentar Naruto. "Jadi ada apa hime?"
"A.. Aku membeli ini untuk Naruto-kun.." jawab Hinata seraya memberikan sebotol *q** pada Naruto.
"Arigatou, Hina-hime!" kata Naruto seraya meminum *q** pemberian Hinata. "Hm, mendingan kita ketempat lain aja yuk hime.. Disini banyak yang ngeliatin kita-ttebayo.." lanjut Naruto seraya menunjuk Shion yang ternyata memperhatikan mereka dari jendela kelasnya. Shion yang kena labrak dari Naruto langsung menyibak gorden kelasnya dan kabur dari situ. Sementara itu Naruto membawa Hinata ke halaman belakang sekolah yang angker karena banyak mayat.. tikus(?).
"N.. Naruto-kun kenapa membawaku kesini?" tanya Hinata seraya berusaha keras untuk tidak muntah.
"Soalnya disini sepi.. Gomenne soalnya aku memang gak romantis.." sesal Naruto.
"Tidak apa-apa kok Naruto-kun.." kata Hinata seraya tersenyum manis. Rasanya pingin deh Naruto mencium gadis didepannya ini, tapi suasananya tidak memungkinkan. Masa' iya ciuman ditempat banyak mayat tikus begini? Jijay.. Gak romantis bingit!
"Ah ya Naruto-kun.. Jadi.. Bagaimana caranya Naruto-kun meyakinkan Neji-nii?" tanya Hinata yang langsung membuat wajah Naruto berubah sendu.
"Gimana ya, hime? Neji-niisan itu orangnya paling susah diyakinkan diseluruh alam semesta ini. Aku ingin ngobrol dengannya tapi aku takut salah bicara-ttebayo.."
Tiba-tiba sebuah bohlam menyala diatas kepala Hinata, pertanda dikepalanya ada aliran listrik #DiJyuukenLagi eh maksudnya punya ide bagus.
"Bagaimana kalau Naruto-kun tulis surat saja?" saran Hinata.
"Ah pasti Neji-niisan bakalan ngatain aku pengecut kalau begitu-ttebayo.." komentar Naruto.
"Tidak bakalan kok.." kata Hinata yang tiba-tiba sedikit menyeringai. Naruto agak takut melihat seringai Hinata yang keluar seribu tahun sekali itu.
Kemudian Hinata membisikkan rencananya. Naruto pun ikut menyeringai.
"Oke sip-ttebayo!"
~Kemudian di rumah Hinata~
"Tadaima!" seru Hinata.
"Okaeri, nee-chan!" balas bungsu Hyuuga a.k.a Hyuuga Hanabi yang langsung memeluk kakaknya itu. "Nee-chan ditunggu nii-chan di ruang belajarnya, tuh!"
"Oke deh!" balas Hinata seraya menuju ruang belajar kakaknya itu.
Tok! Tok!
"Ya, masuk!"
Krieettt!
Hinata langsung disambut rak yang dipenuhi buku. Ya, sulung Hyuuga itu memang memiliki ruang belajar yang lebih mirip perpustakaan besar. Hinata pun memasuki ruangan itu dan menemukan Neji yang sedang berkutat dengan laptopnya, sama seperti Author sekarang #LhaDiaCurhatLagi.
"Ada apa, Hina-chan?" tanya Neji.
"A..Ada surat untuk Neji-nii dari Naruto-kun.." jawab Hinata seraya memberikan surat pemberian Naruto.
Awalnya Neji ingin menolak surat cinta #DiRasengan eh maksudnya surat dari Naruto. Tapi karena penasaran, Neji pun menerimanya.
"A.. Apa-apaan nih?!"
"Nah sekarang pokoknya Neji-nii harus merestui hubunganku dengan Naruto-kun!"
Neji ingin menolak, tapi dia ingat pesan dari Naruto disuratnya. Tiba-tiba, bagaikan jin, Naruto dan Hanabi muncul (Ngg Naruto, Hanabi, jauhkan parang itu!)
"Jadi bagaimana-ttebayo?"
"Ya baiklah aku restui kau dan Hina-chan.."
"Horee..!" seru Naruto seraya akan memeluk Hinata, tapi buru-buru dicegah Neji.
"Jangan didepanku, brengsek!"
"Dasar jones!"
"Aku pingin ligat dong!" kata Hanabi seraya mengambil surat itu dan membacanya.
Surat Pernyataan.
Saya, Uzumaki Naruto. Usia 18 tahun dan bersekolah di Konoha High School. Saya berjanji dalam keadaan sadar dan dengan sepenuh hati.
Saya berjanji akan selalu mencintai Hyuuga Hinata, tidak akan menyakitinya dan tidak akan membuat dia sedih. Saya berjanji!
P.s. bila Neji-niisan tidak menyetujui surat pernyataan saya, saya akan memberitahu seluruh murid KHS kalau dibalik sifat cool nii-san, nii-san sebenarnya sangat suka bergosip dengan Lee-senpai! Bayangkan kalau sampai saya memberitahu itu (terutama pada Tenten-senpai).. Bahwa mantan Pangeran KHS adalah seorang tukang gosip kelas dewa!
Sementara Hanabi tertawa terbahak-bahak, Neji hanya bisa memberengut. Poor Neji
~The End~
Awalnya aku membuat ini untuk mengenang kakak tercinta, Neji. Tapi kok malah jadi gini?
Ah sudahlah. Oke,
Wassalam.
Rabu, 15 Juli 2015
Resep Zuppa Soup
(Zuppa Soup, masakan ala Italia)
Assalamu'alaikum! Katemu lagi dengan Atika!
Hah aku benar-benar suka deh sama masakan Italia yang satu ini. Waktu pertama kali coba aku masih kecil, jadi cuma suka makanin kulit pastry-nya. Tapi lama-lama suka supnya juga..^^
Oke kita mulai resepnya. Selamat mencoba.
Bahan Puff Pastry Zuppa Soup :
- 1 kg tepung terigu protein tinggi
- 550 gr air
- 30 gr gula pasir
- 15 gr garam
- 50 gr telur (lk 1 butir)
- 100 gr margarine
- 500 gr korsvet/pastry margarine
Cara Membuat Puff Pastry Zuppa Soup :
- Campur tepung terigu , margarine, telur, dan air, uleni sampai lembut. Bungkus dengan plastik, simpan 20 menit dalam lemari es.
- Bungkus pastry margarin dengan plastik, pukul-pukul dengan penggilas hingga pipih (kurleb 15x10cm).
- Taburi permukaan meja dengan tepung. Keluarkan adonan dari lemari es, gilas hingga berukuran 2x panjang pastry margarine yang telah dipipihkan.
- Taruh pastry margarin pada 2/3 bagian lembaran pastry dengan jarak 1/2 cm dari tepinya. Lipat 1/3 bagian yang tidak kena pastry margarin ke tengah hingga menutupi setengah bagian pastry margarin. Lalu lipat 1/3 bagian sisanya ke tengah hingga seluruh pastry margarin tertutup rapat.
- Putar lembaran pastry hingga lipatan terbuka menghadap kita. Gilas dengan kuat tapi hati-hati sampai panjangnya menjadi 6x lebarnya.
- Lipat lembaran pastry ke tengah saling menumpuk 1 cm, lalu lipat dua (lipatan ganda).
- Bungkus adonan dengan plastik, simpan di lemari es selama 20 menit.
- Keluarkan lembaran pastry dari lemari es. Ulangi membuat lipatan ganda sebanyak 2x.
- Keluarkan lembaran pastry dari lemari es. Sebelum dipakai, gilas lembaran pastry setebal 3mm. Boleh digilas arah atas ke bawah atau kiri ke kanan.
- Istirahatkan 15 menit agar mengerut.
- Bentuk adonan sesuai kebutuhan. Adonan pastry siap digunakan.
Bahan Isi Zuppa Soup :
- 1/4 bawang bombay diiris halus
- 1 siung bawang putih
- 1 paha ayam potong dadu
- 1 sosis
- Sayuran beku (bisa seperti wortel dan jagung )
- Garam secukupnya
- Lada bubuk secukupnya
- Semua bahan ini ditumis hingga matang, tiriskan
Bahan Cream/ Kuah Zuppa Soup :
- 2 sendok mentega or butter
- 2 sendok Terigu
- 300 ml susu putih
- 80 gram keju parut
- 1/2 sdt lada bubuk
- 1/2 sdt kaldu blok
Bahan Olesan Puff Pastry Zuppa Soup :
- 1 butir kuning telur
- 1 butir telur
- 1,5 gram garam atau secukupnya
- Campurkan semua bahan olesan mencadi satu, aduk hingga rata dan tiriskan
Cara Membuat Zuppa Soup :
- Panaskan mentega lalu masukan terigu, aduk dengan cepat lalu masukan susu sambil terus diaduk.
- Masukan lada,kaldu lalu masukan keju(kalau terlihat kental tambahkan air sampai kekentalan yang diinginkan)
- Kemudian masukan isi tumisan.
- Matikan api kemudian angkat
- Tuangkan isian kedalam mangkuk ,cetak pastry melebihi mangkok.
- Olesi bagian atas pastry dengan bahan olesan.
- masukkan Zuppa Soup kedalam oven hingga matang
Tips Membuat Zuppa Soup :
- Panaskan oven dengan suhu 185 derajat celcius.
- Kecilkan suhu ke 160 celcius.
- Agar lebih baik hasilnya, nyalakan api atas dan bawah sampai bagian atas pastry menggunung baru gunakan api bawahnya saja sampai matang.
Wassalam.
Kamis, 09 Juli 2015
Fanfic Naruto : I Really Love You
Assalamu'alaikum! Ketemu lagi dengan Atika!
Oke kali ini aku menulis fanfic genre Romance.. Huaa maaf ya kalau ceritanya kurang dapat feel (Habisnya aku belum berpengalaman sendiri). Oke kita mulai saja!
Disclaimer :
Naruto jelas punya Masashi Kishimoto-sensei.
I Really Love You jelas punyaku.
Character : Uzumaki Naruto, Hyuuga Hinata, Uzumaki Mito, dll.
Genre : Romance dan Drama
Rate : T
Summary : Naruto yang miskin sekolah di SMA swasta internasional, membuatnya minder berteman dengan murid-murid kaya disana. Selain itu juga Naruto juga mendapat jatah bully. Tapi bagaimana kalau gadis kaya yang di bully sama sepertinya malah adalah jodohnya?
Warning : Banyak sekali karakter yang aku nistakan. Banyak OOC dan typo..
~Enjoy~
Seorang pria berusia 17 tahun itu mendesah pelan. Ia harus kembali ke sekolah, menimba ilmu disana.
Surai pirang, mata biru sapphire, kulit tan dan memakai kumis kucing sebagai tanda lahirnya. Dialah Uzumaki Naruto.
Ia seorang yang ceria? Iya, tapi itu dulu. Sekarang dia harus menahan perasaan cerianya itu karena begitu banyak orang yang membencinya.
Ia seorang yang tergolong menengah kebawah. Ia hanya tinggal berdua dengan neneknya, Uzumaki Mito. Orangtua Naruto meninggal karena kecelakaan. Rumah mereka juga jauh dari kata baik. Mereka tinggal di pinggiran Konoha yang menyedihkan. Tapi Naruto malah bersekolah di SMA swasta internasional, Red Rosa International High School, SMA swasta paling bergengsi di Konoha. Bayangkan seorang berpenghasilan menengah kebawah sekolah di SMA swasta, internasional pula.Pastinya butuh banyak modal untuk menempuh pendidikan disana. Tapi Naruto mendapat beasiswa oleh seseorang dari klan yag terkenal di Konoha. Entah apa alasannya, padahal Naruto tidak termasuk dalam golongan pintar. Kalau masalah hati, hati Naruto juga gak mulia-mulia amat. Di SD dan SMP dulu Naruto mendapat ranking satu sebagai murid paling nakal.
Tapi sekarang dia berubah jadi pendiam. Di Red Rosa International High School tidak ada yang mau bicara dengannya. Semuanya berasal dari klan terkaya di Konoha, terutama klan Uchiha, Hyuuga, Haruno dan Yamanaka. Sementara Uzumaki? Mungkin klan paling miskin.
Bicara tentang klan Haruno, Naruto pernah jatuh cinta pada seseorang dari klan Haruno. Haruno Sakura namanya. Sakura sendiri menyandang predikat Princess of Red Rosa, sejenis predikat Putri Sekolah. Naruto berusaha mendekati Sakura, tapi hasilnya ia malah mendapat bully dari Prince of Red Rosa, Uchiha Sasuke. Dan sekarang mereka menjadi sepasang kekasih. Cocoklah pangeran dengan putri, pikir Naruto.
Akhirnya dia sampai. Bangunan sekolah ini benar-benar tidak tampak seperti bangunan sekolah. Habisnya bangunan sekolah ini benar-benar megah, melebihi gedung pemimpin Konoha sendiri. Setiap ke sekolahnya Naruto kerjanya hanya menyendiri dan berusaha keras mengikuti pelajaran. Siapapun yang memberikan beasiswa pada Naruto pasti kecewa bila Naruto tidak mengikuti pelajaran dengan baik.
Tatapan sinis yang begitu menusuk, membuat Naruto seperti tertusuk ribuan katana. Kalau boleh berharap, Naruto ingin masuk sekolah biasa saja. Tapi neneknya bersikeras kalau Naruto harus mendapat pendidikan sebaik-baiknya. Karena itu Naruto harus bersabar sampai hari itu datang. Hari kelulusan, yang akan datang setahun lagi.
Naruto pun memasuki kelasnya, kelas 11-3. Naruto duduk di depan, tanpa siapapun yang duduk disebelahnya. Tampak jelas Sakura, Ino dan Shion sedang membicarakannya, terutama Sakura yang kelihatanya dendam sekali pada Naruto yang telah menyatakan perasaannya setengah tahun yang lalu. Aneh kan? Yang ditolak kan Naruto, tapi kenapa Sakura yang dendam. Ah sudahlah itu sudah berlalu. Sekarang tugas Naruto yang terberat adalah mengubur perasaannya pada Princess of Red Rosa itu.
Akhirnya Menuett karya J. S. Bach mengalun, tanda pelajaran pertama akan segera dimulai. Kurenai-sensei pun memasuki kelas Naruto. Ia adalah guru seni.
"Saya akan memberikan tugas berkelompok.."
'Firasat buruk' batin Naruto.
"Tugasnya adalah membuat boneka dari barang bekas.."
'Pasti ada yang mengatakan itu..' Naruto kembali membatin.
"Barang bekas?" Inuzuka Kiba mulai berkomentar. "Naruto! Ditempatmu banyak, kan?"
Derai tawa pn mewarnai isi kelas. Yang tertawa paling puas tentu saja Sakura. Tapi ada satu orang yang tidak ikut tertawa, tapi malah melirik Naruto dengan prihatin. Orang itu duduk diseberangnya. Dia duduk sendiri sama seperti Naruto. Dialah Hyuuga Hinata.
"Sudah hentikan!" seru Kurenai-sensei. "Sekarang crilah teman kelompok kalian. Maksimal lima orang!"
Semua murid kelas 11-3 pun berpencar mencari yang mau sekelompok dengannya, kecuali Naruto. Pasti tidak ada yang mau sekelompok denganku, pikirnya.
Ternyata, dia salah.
Gadis penndiam yang selama ini memperhatikannya kini berdiri didepannya dengan gugup. Siapa lagi kalau bukan Hinata.
"A.. Ada apa-ttebayo?" Tanya Naruto gugup.
"Ma.. Maaf, apa boleh aku sekelompok denganmu?"
Pertanyaan itu bersuara kecil, tapi terdengar hingga penjuru kelas. Tapi Kiba menanggapi ini sebagai lelucon.
"Ah Hinata-san. Bilang saja kalau kau mau sekelompok dengan Naruto agar mudah mencari sampah sebagai bahan boneka, iya kan?"
Tawa kembali bergerumuh. Ingin sekali Naruto menghajar semua yang mentertawakanya, tapi itu tidak mungkin. Naruto bisa langsung dihukum gantung berhubung semua orang dikelas ini dari keluarga konglomerat.
"Sudah semuanya tenang!" seru Kurenai-sensei. Sementara itu Hinata duduk disebelah Naruto.
"Kau serius ingin sekelompok denganku-ttebayo?" tanya Naruto.
"Y.. Ya aku serius." jawab Hinata dengan wajah merah. "A.. Aku ingin lebih dekat dengan Naruto-san.."
Tanpa sadar wajah Naruto ikutan merah. Astaga, terakhir dia merasa seperti ini sekitar setengah tahun lalu, saat ia mencintai Sakura. Apa dia..
"Ng.. Naruto-san?"
"Ada apa Hyuuga-san?" sahut Naruto.
"Ja.. Jangan panggil aku seperti itu. Panggil namaku saja.."
"Hi.. Hinata-chan.. Ada apa-ttebayo?" tanya Narutp.
"Nanti kita .. Mencari bahan dan mengerjakanya dirumah Naruto-san saja, ya? Adikku sedang persiapan menghadapi ujian.. Aku.. Aku tidak mau adikku terganggu.. " Pinta Hinata. Naruto tiba-tiba terpesona dengan Hinata. Ah, kok jantung Naruto seperti akan lompat dari rongga dada, ya?"
"Baiklah-ttebayo.."
~Pulang Sekolah~
Menuett kembali mengalun. Kakuzu-sensei, si guru matematika langsung pergi meninggalkan murid-muridnya. Dasar gak tahu adat bukannya salam dulu, batin murid-murid kelas 11-3.
"Ayo Hinata-chan.." Ajak Naruto. Dia ingin cepat-cepat pulang.
"I.. Iya Naruto-san.." Sahut Hinata. Mereka berdua keluar kelas dan mereka berjalan berdampingan. Lalu Naruto sadar satu hal.
Semua orang juga menatap Hinata dengan penuh kebencian.
~Di Rumah Naruto~
Dan Uzumaki Mito langsung jerit heboh saat melihat Hinata.
"Wah cantik sekali! Naruto, ini pacarmu, ya?" tanya Nenek Naruto, yang membuat yang ditanya langsung memasang semburat merah di wajah masing-masing.
"Bu..Bukan-dattebayo!" kilah Naruto.
"Saya Uzumaki Mito, neneknya Naruto.. Kamu siapa?"
"Sa.. Saya Hyuuga Hinata.." jawab Hinata.
"Oh Hinata-chan.." Nenek Naruto sepertinya tidak mempermasalahkan klan Hinata. "Nenek siapkan makan siang dulu, ya.."
"A.. Apa boleh aku membantu bibi?" tanya Hinata yang membuat Naruto kaget.Setahunya seluruh siswi di Red Rosa tidak bisa memasak, terbukti saat praktek PKK sena masakan terlihat hancur. Tapi gadis satu ini? Hem, sepertinya Hinata seorang yang un mainstream.
"Boleh saja.. Sekalian mengetes apa kau cocok jadi istri Naruto.."
"Nenek!" jerit Naruto. Sementara itu Hinata blushing parah.
~Kemudian~
Mereka pun makan siang dengan nasi dan sup miso.
"Wah masakan nenek enak sekali-ttebayo!" seru Naruto.
"Yang buat bukan nenek, tapi Hinata-chan.." jelas Nenek Naruto yang membuat Naruto tersedak.
"Uhuk.. Uhuk..!"
"N.. Naruto-san tidak apa-apa?" tanya Hinata panik. Ia langsung menyodorkan segelas air putih pada Naruto yang langsung diminum Naruto. Dan selamatlah Naruto.
"Apa masakanku sebegitu buruknya?" tanya Hinata takut-takut.
"Tidak kok.. Aku hanya kaget karena ternyata tidak semua murid Red Rosa tidak bisa memasak. " Naruto tersenyum kearah Hinata. "Masakanmu enak sekali-dattebayo!"
"Te.. Terima kasih.."
~Skip Time~
Naruto dan Hinata pun mulai mencari sampah yang berserakan disekitar rumah Naruto. Kali ini Hinata mengikat satu rambutnya.
"Hinata-chan, apa tidak masalah kau mencari disini?" tanya Naruto.
"Tidak masalah.. Aku diajari supaya mandiri.." jawab Hinata yang masih sibuk mencari bahan.
"Kenapa kau.. Mau sekelompok denganku-ttebayo?" tanya Naruto. Kali ini Hinata terdiam.
"Soalnya.." Hinata tersenyum. "Aku tidak punya teman.."
Naruto kaget sekali. Bukannya Hinata punya banyak teman? Ia sering kok melihat Hinata dekat dengan Sakura, Ino dan Shion. Lagipula Hinata berasal dari salah satu klan terkaya di Konoha. Bagaimana bisa dia tidak punya teman?
"Yang kau lihat selama ini.. Mereka semua memanfaatkanku. Secara akademis Sakura-chan, Ino-chan dan Shion-chan tidak begitu pintar. Mereka datag ke mejaku untuk minta pr-ku atau aku akan.." Hinata terdiam sejenak. "..Dibunuh."
"A.. Apa?!" Ternyata gossip mengenai sisiwi Red Rosa Interational High School yang sadis baru saja ia dengar kebenarannya. "Kau tidak mengadukan hal ini pada keluargamu-ttebayo?"
Hinata menggeleng."Aku tidak mau menyusahkan Ayah dan juga Kak Neji.. Aku juga tidak mau membuat Hanabi panik."
"Ibumu?"
"Sudah meninggal.."
"Bagaimana kalau begini.. Kau sesekali tolaklah permintaan mereka-ttebayo.." kata Naruto yang mengagetkan Hinata.
"Ba.. Bagaimana kalau mereka serius membunuhku?" tanya Hinata.
"Saat itu terjadi aku kan melindungimu-ttebayo!" jawab Naruto antusias. Hinata terkesima mendengarnya.
"Te.. Terima kasih.."
"A.. Ayo kita cari bahan-bahannya-ttebayo!" seru Naruto agak gugup. Sementara Hinata hanya tertawa kecil. Lalu Hinata menemukan sesuatu.
"Wah sepasang kaus kaki!" seru Hinata. Kaus kaki putih itu memang agak dekil, tapi warna putihnya masih mendominasi. "N.. Naruto-san! Bagaimana kalau kita membuat boneka dari kaus kaki?"
"Itu ide bagus-dattebayo!" sahut Naruto seraya mendekati Hinata. Kemudian mereka juga menemukan jarum jahit, dakron bekas, kancing bekas berwarna biru sapphire dan lavender, gunting dan benang berwarna indigo dan kuning cerah.
"Bagaimana kalau kita buat dua?" saran Naruto. "Satu sepertiku dan satu sepertimu. Aku jamin Kurenai-sensei akan senang melihat karya kita-ttebayo!"
"I.. Iya itu ide yag bagus.." komentar Hinata.
"Kau bisa menjahit, Hinata?" tanya Naruto. Kalau tidak bisa dia akan minta bantuan neneknya.
"A.. Aku bisa kok.." jawab Hinata. Tanpa mereka sadari ternyata hari sudah menjelang malam. "Ah sudah hampir malam.. Aku harus segera pulang.."
"Biarkan aku mengantarmu-ttebayo.."
"Y.. Ya baiklah.."
~Di Depan Rumah Hinata~
Bagai bumi dan langit. Bagai gubuk Naruto dan istana Hinata.
Meski agak minder dengan penampakan depan rumah Hinata, Naruto tetap mengikuti Hinata sampai depan pintu rumahnya.
"Te.. Terima kasih.." kata Hinata. Belum sempat Hinata membuka pintu, ayah Hinata, Hyuuga Hiashi membuka pintu.
"Kau..." Ayah Hinata tampak kaget melihat Naruto. "Kau Uzumaki Naruto kan?"
""I.. Iya.." sahut Naruto. Apa Naruto seterkenal itu sampai dikenal oleh seorang pemimpin klan Hyuuga?
"Silahkan masuk dulu.." tawar Ayah Hinata, membuat Naruto tambah canggung. Akhirnya mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu.Tiba-tiba seorang gadis berambut cokelat serta bermata lavender ikut nimbrung.
"Kak Naruto ingat padaku tidak?" tanya gadis itu.
"Hanabi-chan kenal Naruto-san?" Hinata balik tanya. Sementara Naruto berusaha mengingat Hanabi.
"Oh!" seru Naruto. "Kau Hanabi yang waktu itu-ttebayo?"
Karena Naruto tahu Hinata sedang bingung, Naruto pun menceritakan pertemuannya dengan Hanabi.
"Jadi begini Hinata-chan.."
~Flashback~
Jam 4 sore. Naruto baru pulang dari sekolahnya, SMA Konoha. Tiba-tiba..
"Tolong!!!"
Suara jeritan anak perempuan. Naruto berusaha mencari sumber suara. Ternyata itu berasal dari sebuah gang sepi. Naruto melihat seorang anak perempuan yang akan diculik 3 orang.
"Heh mau apa kalian?!" teriak Naruto.
Kemudian perkelahian pun tak terelakan. Sementara anak perempuan itu masih ketakutan. Akhirnya Naruto memenangkan pertarungan itu, dan mendekati anak perempuan itu.
"Namamu siapa-ttebayo?" tanya Naruto.
"Hyuuga Hanabi.." jawab anak itu yang ternyata Hanabi. "Nama kakak?"
"Aku Uzumaki Naruto!" jawab Naruto semangat. "Kudengar Hyuuga Hanabi sekolah di Red Rosa International Elementary School.. Apa itu benar-ttebayo?"
"Iya.. Kakak dari SMA Konoha, ya?" Hanabi bisa langsung menebaknya saat melihat seragam Naruto.
"Yah begitulah-ttebayo.." jawab Naruto. "Rasanya aku ingin sekali sekolah di Red Rosa International High School, tapi aku terkendala biaya.."
~Flashback Off~
"Tunggu dulu.." Naruto menghentikan ceritanya. "Jangan-jangan kamu.."
"Yah.." potong Hanabi. "Aku yang bilang pada Ayahku agar Kak Naruto bisa mendapat beasiswa di sana!"
Naruto tidak tahu harus bilang apa. Tapi yang pasti dia harus mengatakan, "Terima kasih.."
Sementara itu Hinata cemberut. "Kenapa tidak ada yang memberitahuku soal itu?"
"Entahlah.. Mungkin sebagai kejutan.. " kata Hanabi cuek.
"Lalu kenapa kau bisa bersama anakku?" tanya Ayah Hinata yang mulai terlihat menyeramkan.
"Kami.. Kami mengerjakan tugas kelompok.." jelas Hinata. "Di rumah Naruto-san.."
Sesaat Ayah Hinata dan Hanabi saling pandang, kemudian tersenyum.
"Yah yah kami percaya.." kata Ayah Hinata seraya mengangguk.
"A.. Aku pulang dulu ya Hinata-chan.." pamit Naruto.
"I.. Iya.."
~Keesokan harinya~
"Hinata-chan, bahan-bahan boneka kan ada dirumahku.. Kapan kita mengerjakannya-ttebayo?" tanya Naruto.
"B.. Besok saja Naruto-san.."
"Kenapa kau tidak memanggilku Naruto? Ayolah aku ini temanmu-ttebayo.." potong Naruto.
"I.. Iya Naruto-kun.." kata Hinata dengan gugup seperti biasa. "Besok saja mengerjakannya. A.. Aku ada pertemuan klan.."
"Oh baiklah.." kata Naruto seraya tersenyum, membuat wajah Hinata semakin memerah.
Kemudian Menuett kembali mengalun. Semua langsung ke meja masing-masing. Pasalnya sekarang adalah pelajaran fisika bersama guru paling aneh diseluruh Red Rosa International High School. Seorang guru memakai topeng aneh berwarna orange dan berpola bagai lolipop. Untungnya sampai sekarang guru itu tidak pernah dijilat murid-murid karena topengnya itu. Sebenarnya yang paling menganehkan dari guru ini adalah sifatnya.
"Nah muid-murid kelas 11-3 yang kucintai, selamat pagi!!!" jerit guru itu dengan lebaynya.
'Dasar Tobi-sensei aneh..'
~Skip Time Jam Istirahat~
Akhirnya pelajaran gila (Eh maksudnya pelajaran fisika) selesai juga, karena Menuett kembali mengalun, menyelamatkan setiap insan kelas 11-3 dari gegar otak karena cari mengajar Tobi-sensei.
"Sayang sekali kita harus berpisah sekarang. Saya tahu ini berat bagi kalian tapi saya yakin kita semua pasti bertemu lagi.." ujar Tobi-sensei terisak tanpa kelihatan ekspresinya karena topeng yang dipakainya. "Jangan lupa kerjakan pr kalian, halaman 538-540! Sampai jumpa!!" seru Tobi-sensei seraya kabur dengan gaya kelinci (lompat-lompat maksudnya). Sementara itu Naruto menghampiri Hinata.
"Kita ke atap yuk-ttebayo.." ajak Naruto.
"I.. Iya" sahut Hinata seraya membawa kotak bento-nya.
~Kemudian di atap sekolah~
"Hah aku benar-benar stress belajar dengan Tobi-sensei. Sudah gurunya rada-rada, pelajarannya susah, pr-nya banyak lagi.." keluh Naruto
"B.. Bagaimana kalau besok aku membantu Naruto-kun membuat pr saat tugas boneka?" tawar Hinata malu-malu.
"Wah aku mau sekali! Siapa yang tidak mau diajari oleh rangking satu se-Red Rosa!" seru Naruto.
"Hihi terima kasih.." kata Hinata. Ia pun membuka kotak bentonya dan terlihatlah isinya. Nasi, ayam teriyaki, gyoza dan sashimi salmon. Hinata pun memakannya. Tiba-tiba Naruto mengelus ujung bibir Hinata. "N.. Naruto-kun?"
"Ada nasi.." jelas Narut seraya tersenyum. Sementara wajah Hinata bagai kepiting yang direbus ribuan kali. Sirah bana, kata orang minang. "Nah sekarang sudah tidak ada!"
"N-Naruto-kun?"
"Ya-dattebayo?"
"Nasinya kan sudah tidak ada, ta.. tapi kenapa tangan Naruto-kun masih ada dipipiku?"
Naruto bengong sesaat sebelum menaruh tangannya dilantai. "Maaf ya Hinata-chan.."kata Naruto yang nyengir kuda.
"Tidak.. Tidak apa-apa kok!" kata Hinata yang menggeleng kepalanya kuat-kuat.
Lagu Menuett kembali mengingatkan murid-murid kalau jam istirahat sudah berakhir.
"Ayo kita turun-ttebayo!" ajak Naruto yang disambut anggukan kecil dari Hinata, membuat Naruto terkikik geli.
~Keesokan Harinya Di Rumah Naruto~
"Maaf ya Hinata-chan aku tidak bisa membantumu.." sesal Naruto. "Selain aku tidak bisa membuat boneka aku juga harus segera menyelesaikan pr fisika ini-ttebayo.."
"Tidak apa Naruto-kun.." kata Hinata seraya menempelkan kancing di boneka buatannya. "Nah sudah jadi!"
Dua boneka itu benar-benar mirip Hinata dan Naruto, membuat Naruto terkesima. "Keren sekali-ttebayo!"
"Te.. Terima kasih.." kata Hinata. "Bibi Mito mana?"
"Sedang mencari sampah.."
"Untuk apa?"
"Cari uang-ttebayo"
Hinata kaget.
"Sebenarnya sih aku ingin kerja tapi dilarang nenek karena katanya aku harus sekolah." cerita Naruto. "Ah Hinata-chan! Kalau yang ini caranya bagaimana?"
Hinata mendekati Naruto. "Jangan merasa bersalah Naruto-kun.. Bibi Mito benar. Kau memang harus fokus sekolah. Setelah itu kau bisa fokus membantu Bibi Mito.." kata Hinata lembut. Sepertinya Naruto memang tidak bisa berbohong didepan Hinata. "Kalau yang ini caraya seperti ini.."
"Oh begitu.."
~Seminggu Kemudian~
Hari ini Hinata tampak bersemangat, namun tiba-tiba ia diseret oleh Sakura, Ino dan Shion.
"A.. Ada apa?" tanya Hinata.
'Plak!'
Sebuah tamparan dari Shion.
"Kenapa kau tidak mau sekelompok dengan kami di pelajaran seni?! Kami sama sekali tidak mau menyentuh sampah dan orangtua kami tidak mau membantu kami!" Seru Shion.
'Plakk!'
Satu tamparan yang lebih keras dari Sakura.
"Kau tahu kan apa hukuman bila murid yang tidak mengerjakan tugasnya?! Akan disuruh membuat tugasnya 3 kali lipat dari yang seharusnya!" seru Sakura.
'Tekk!'
Kemudian Ino menjambak rambut Hinata hingga berbunyi keras.
"Kami ingin kau membuat 3 boneka setelah kami diceramahi si menor!" bentak Ino.
Hinata awalnya ingin mengiyakan. tapi kali ini ia ingat kata-kata Naruto. Ia pun berkata, "Aku tidak mau!"
Oke aura membunuh trio ini keluar, membuat Hinata merinding. Akhirnya mereka pun menyeret Hinata ke..
Gudang.
Shion membuka pintu dengan kasar, sementara Sakura melempar tubuh mungil Hinata hingga ia terhempas kelantai. Mereka pun mengikat tangan dan kaki Hinata.
"Ah aku gak bawa lakban!" gerutu Ino. "Jangan coba-coba teriak, paham?!"
Hinata hanya bisa mengangguk, sementara trio itu tersenyum puas.
'Blamm!'
"Cklek!'
Great, batin Hinata. Ia bukannya menyalahkan kata-kata Naruto, tapi karena ia sudah tahu kalau begini akhirnya.Tiba-tiba ia merasakan getaran bumi yang hebat.
'I.. Ini gempa!' batin Hinata. "Tolong!!!"
Tiba-tiba..
"Hinata-chan!"
"Hinata-sama!"
Hinata kenal dua suara itu. "Naruto-kun, Kak Neji! Aku ada disini!!"
'Brakkk!'
Tanpa basa-basi Naruto dan Neji langsung membuka ikatan Hinata yang tidak terlalu kencang.
"Ayo!"
~Kemudian Di Taman Sekolah~
"Siapa yang melakukan hal semacam ini, Hinata-sama?" tanya Neji dengan panik. Bayangkan saja kalau Naruto dan Neji tidak menemukan Hinata. Gempa tadi SR-nya cukup tinggi. Entah jadi apa Hinata.
"Se.. Sebenarnya.. Aku.. Diperintahkan mengerjakan tugas temanku. Ka.. Karena aku tidak mau mengerjakannya jadi aku dikurung disana.."
"Siapa pelakunya?" tanya Neji. Hinata menggeleng pelan. "Aku belum bisa menceritakannya"
"Oh iya Kak Neji.. Aku ingin bicara dengan Hinata saja, boleh?" pinta Naruto. Neji mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Tiba-tiba Naruto menangis. Menangis saudara-saudara! (oke aku lebay).
"N.. Naruto-kun kenapa?" tanya Hinata seraya mengusap air mata Naruto. Naruto pun menangkap tangan Hinata, menarik gadis itu hingga kepelukannya.
"N.. Naruto-kun?"
"Maaf aku terlambat datang. Kalau aku terlambat datang aku pasti bisa menyelamatkanmu lebih awal.." sesal Naruto. Akhirnya Hinata membalas pelukan Naruto.
"Tidak apa-apa Naruto-kun.." kata Hinata seraya mengelus punggung Naruto, berusaha menenangkannya.
"Terima kasih-ttebayo.." kata Naruto. Kemudian mereka melepas pelukan mereka. Oh oke waja h Hinata sudah seperti cabai merah yang baru matang.
"Oh iya karena kau sahabatku.. Apa kau mau tahu rahasiaku-ttebayo?"
"Rahasia apa?"
Naruto pun mendekati Hinata dan berbisik. "I really love you."
1...
2...
3...
"A.. Apa?!" jerit Hinata. Sekarang wajah Hinata.. Entahlah aku bingung mau mendeskripsikannya seperti apa lagi. Yang jelas sangat merah.
"Aku benar-benar mencintaimu." Oke Naruto kau terlalu merendahkan Hinata. Hinata mengerti apa maksudmu, tapi dia kaget.
"I.. I really love you too.." kata Hinata pelan.
"Diberitahukan kepada seluruh murid untuk segera meninggalkan kawasan sekolah. Hari ini sekolah diliburkan!" seru Anko-sensei lewat speaker.
"Hinata-hime mau pulang bersamaku?"
"I.. Iya.."
~The End(?)~
Akhirnya selesai juga.. Oke aku tahu endingnya aneh. Maaf ya..
Aku membuat fanfic ini karena aku adalah korban bully. Karena Naruto dan Hinata nasibnya sama sepertiku akhirnya aku membuat fanfic ini. Oh iya aku ingin bilang "Stop Bullying!" ;)
Oke sekian,
Wassalam.
Oke kali ini aku menulis fanfic genre Romance.. Huaa maaf ya kalau ceritanya kurang dapat feel (Habisnya aku belum berpengalaman sendiri). Oke kita mulai saja!
Disclaimer :
Naruto jelas punya Masashi Kishimoto-sensei.
I Really Love You jelas punyaku.
Character : Uzumaki Naruto, Hyuuga Hinata, Uzumaki Mito, dll.
Genre : Romance dan Drama
Rate : T
Summary : Naruto yang miskin sekolah di SMA swasta internasional, membuatnya minder berteman dengan murid-murid kaya disana. Selain itu juga Naruto juga mendapat jatah bully. Tapi bagaimana kalau gadis kaya yang di bully sama sepertinya malah adalah jodohnya?
Warning : Banyak sekali karakter yang aku nistakan. Banyak OOC dan typo..
~Enjoy~
Seorang pria berusia 17 tahun itu mendesah pelan. Ia harus kembali ke sekolah, menimba ilmu disana.
Surai pirang, mata biru sapphire, kulit tan dan memakai kumis kucing sebagai tanda lahirnya. Dialah Uzumaki Naruto.
Ia seorang yang ceria? Iya, tapi itu dulu. Sekarang dia harus menahan perasaan cerianya itu karena begitu banyak orang yang membencinya.
Ia seorang yang tergolong menengah kebawah. Ia hanya tinggal berdua dengan neneknya, Uzumaki Mito. Orangtua Naruto meninggal karena kecelakaan. Rumah mereka juga jauh dari kata baik. Mereka tinggal di pinggiran Konoha yang menyedihkan. Tapi Naruto malah bersekolah di SMA swasta internasional, Red Rosa International High School, SMA swasta paling bergengsi di Konoha. Bayangkan seorang berpenghasilan menengah kebawah sekolah di SMA swasta, internasional pula.Pastinya butuh banyak modal untuk menempuh pendidikan disana. Tapi Naruto mendapat beasiswa oleh seseorang dari klan yag terkenal di Konoha. Entah apa alasannya, padahal Naruto tidak termasuk dalam golongan pintar. Kalau masalah hati, hati Naruto juga gak mulia-mulia amat. Di SD dan SMP dulu Naruto mendapat ranking satu sebagai murid paling nakal.
Tapi sekarang dia berubah jadi pendiam. Di Red Rosa International High School tidak ada yang mau bicara dengannya. Semuanya berasal dari klan terkaya di Konoha, terutama klan Uchiha, Hyuuga, Haruno dan Yamanaka. Sementara Uzumaki? Mungkin klan paling miskin.
Bicara tentang klan Haruno, Naruto pernah jatuh cinta pada seseorang dari klan Haruno. Haruno Sakura namanya. Sakura sendiri menyandang predikat Princess of Red Rosa, sejenis predikat Putri Sekolah. Naruto berusaha mendekati Sakura, tapi hasilnya ia malah mendapat bully dari Prince of Red Rosa, Uchiha Sasuke. Dan sekarang mereka menjadi sepasang kekasih. Cocoklah pangeran dengan putri, pikir Naruto.
Akhirnya dia sampai. Bangunan sekolah ini benar-benar tidak tampak seperti bangunan sekolah. Habisnya bangunan sekolah ini benar-benar megah, melebihi gedung pemimpin Konoha sendiri. Setiap ke sekolahnya Naruto kerjanya hanya menyendiri dan berusaha keras mengikuti pelajaran. Siapapun yang memberikan beasiswa pada Naruto pasti kecewa bila Naruto tidak mengikuti pelajaran dengan baik.
Tatapan sinis yang begitu menusuk, membuat Naruto seperti tertusuk ribuan katana. Kalau boleh berharap, Naruto ingin masuk sekolah biasa saja. Tapi neneknya bersikeras kalau Naruto harus mendapat pendidikan sebaik-baiknya. Karena itu Naruto harus bersabar sampai hari itu datang. Hari kelulusan, yang akan datang setahun lagi.
Naruto pun memasuki kelasnya, kelas 11-3. Naruto duduk di depan, tanpa siapapun yang duduk disebelahnya. Tampak jelas Sakura, Ino dan Shion sedang membicarakannya, terutama Sakura yang kelihatanya dendam sekali pada Naruto yang telah menyatakan perasaannya setengah tahun yang lalu. Aneh kan? Yang ditolak kan Naruto, tapi kenapa Sakura yang dendam. Ah sudahlah itu sudah berlalu. Sekarang tugas Naruto yang terberat adalah mengubur perasaannya pada Princess of Red Rosa itu.
Akhirnya Menuett karya J. S. Bach mengalun, tanda pelajaran pertama akan segera dimulai. Kurenai-sensei pun memasuki kelas Naruto. Ia adalah guru seni.
"Saya akan memberikan tugas berkelompok.."
'Firasat buruk' batin Naruto.
"Tugasnya adalah membuat boneka dari barang bekas.."
'Pasti ada yang mengatakan itu..' Naruto kembali membatin.
"Barang bekas?" Inuzuka Kiba mulai berkomentar. "Naruto! Ditempatmu banyak, kan?"
Derai tawa pn mewarnai isi kelas. Yang tertawa paling puas tentu saja Sakura. Tapi ada satu orang yang tidak ikut tertawa, tapi malah melirik Naruto dengan prihatin. Orang itu duduk diseberangnya. Dia duduk sendiri sama seperti Naruto. Dialah Hyuuga Hinata.
"Sudah hentikan!" seru Kurenai-sensei. "Sekarang crilah teman kelompok kalian. Maksimal lima orang!"
Semua murid kelas 11-3 pun berpencar mencari yang mau sekelompok dengannya, kecuali Naruto. Pasti tidak ada yang mau sekelompok denganku, pikirnya.
Ternyata, dia salah.
Gadis penndiam yang selama ini memperhatikannya kini berdiri didepannya dengan gugup. Siapa lagi kalau bukan Hinata.
"A.. Ada apa-ttebayo?" Tanya Naruto gugup.
"Ma.. Maaf, apa boleh aku sekelompok denganmu?"
Pertanyaan itu bersuara kecil, tapi terdengar hingga penjuru kelas. Tapi Kiba menanggapi ini sebagai lelucon.
"Ah Hinata-san. Bilang saja kalau kau mau sekelompok dengan Naruto agar mudah mencari sampah sebagai bahan boneka, iya kan?"
Tawa kembali bergerumuh. Ingin sekali Naruto menghajar semua yang mentertawakanya, tapi itu tidak mungkin. Naruto bisa langsung dihukum gantung berhubung semua orang dikelas ini dari keluarga konglomerat.
"Sudah semuanya tenang!" seru Kurenai-sensei. Sementara itu Hinata duduk disebelah Naruto.
"Kau serius ingin sekelompok denganku-ttebayo?" tanya Naruto.
"Y.. Ya aku serius." jawab Hinata dengan wajah merah. "A.. Aku ingin lebih dekat dengan Naruto-san.."
Tanpa sadar wajah Naruto ikutan merah. Astaga, terakhir dia merasa seperti ini sekitar setengah tahun lalu, saat ia mencintai Sakura. Apa dia..
"Ng.. Naruto-san?"
"Ada apa Hyuuga-san?" sahut Naruto.
"Ja.. Jangan panggil aku seperti itu. Panggil namaku saja.."
"Hi.. Hinata-chan.. Ada apa-ttebayo?" tanya Narutp.
"Nanti kita .. Mencari bahan dan mengerjakanya dirumah Naruto-san saja, ya? Adikku sedang persiapan menghadapi ujian.. Aku.. Aku tidak mau adikku terganggu.. " Pinta Hinata. Naruto tiba-tiba terpesona dengan Hinata. Ah, kok jantung Naruto seperti akan lompat dari rongga dada, ya?"
"Baiklah-ttebayo.."
~Pulang Sekolah~
Menuett kembali mengalun. Kakuzu-sensei, si guru matematika langsung pergi meninggalkan murid-muridnya. Dasar gak tahu adat bukannya salam dulu, batin murid-murid kelas 11-3.
"Ayo Hinata-chan.." Ajak Naruto. Dia ingin cepat-cepat pulang.
"I.. Iya Naruto-san.." Sahut Hinata. Mereka berdua keluar kelas dan mereka berjalan berdampingan. Lalu Naruto sadar satu hal.
Semua orang juga menatap Hinata dengan penuh kebencian.
~Di Rumah Naruto~
Dan Uzumaki Mito langsung jerit heboh saat melihat Hinata.
"Wah cantik sekali! Naruto, ini pacarmu, ya?" tanya Nenek Naruto, yang membuat yang ditanya langsung memasang semburat merah di wajah masing-masing.
"Bu..Bukan-dattebayo!" kilah Naruto.
"Saya Uzumaki Mito, neneknya Naruto.. Kamu siapa?"
"Sa.. Saya Hyuuga Hinata.." jawab Hinata.
"Oh Hinata-chan.." Nenek Naruto sepertinya tidak mempermasalahkan klan Hinata. "Nenek siapkan makan siang dulu, ya.."
"A.. Apa boleh aku membantu bibi?" tanya Hinata yang membuat Naruto kaget.Setahunya seluruh siswi di Red Rosa tidak bisa memasak, terbukti saat praktek PKK sena masakan terlihat hancur. Tapi gadis satu ini? Hem, sepertinya Hinata seorang yang un mainstream.
"Boleh saja.. Sekalian mengetes apa kau cocok jadi istri Naruto.."
"Nenek!" jerit Naruto. Sementara itu Hinata blushing parah.
~Kemudian~
Mereka pun makan siang dengan nasi dan sup miso.
"Wah masakan nenek enak sekali-ttebayo!" seru Naruto.
"Yang buat bukan nenek, tapi Hinata-chan.." jelas Nenek Naruto yang membuat Naruto tersedak.
"Uhuk.. Uhuk..!"
"N.. Naruto-san tidak apa-apa?" tanya Hinata panik. Ia langsung menyodorkan segelas air putih pada Naruto yang langsung diminum Naruto. Dan selamatlah Naruto.
"Apa masakanku sebegitu buruknya?" tanya Hinata takut-takut.
"Tidak kok.. Aku hanya kaget karena ternyata tidak semua murid Red Rosa tidak bisa memasak. " Naruto tersenyum kearah Hinata. "Masakanmu enak sekali-dattebayo!"
"Te.. Terima kasih.."
~Skip Time~
Naruto dan Hinata pun mulai mencari sampah yang berserakan disekitar rumah Naruto. Kali ini Hinata mengikat satu rambutnya.
"Hinata-chan, apa tidak masalah kau mencari disini?" tanya Naruto.
"Tidak masalah.. Aku diajari supaya mandiri.." jawab Hinata yang masih sibuk mencari bahan.
"Kenapa kau.. Mau sekelompok denganku-ttebayo?" tanya Naruto. Kali ini Hinata terdiam.
"Soalnya.." Hinata tersenyum. "Aku tidak punya teman.."
Naruto kaget sekali. Bukannya Hinata punya banyak teman? Ia sering kok melihat Hinata dekat dengan Sakura, Ino dan Shion. Lagipula Hinata berasal dari salah satu klan terkaya di Konoha. Bagaimana bisa dia tidak punya teman?
"Yang kau lihat selama ini.. Mereka semua memanfaatkanku. Secara akademis Sakura-chan, Ino-chan dan Shion-chan tidak begitu pintar. Mereka datag ke mejaku untuk minta pr-ku atau aku akan.." Hinata terdiam sejenak. "..Dibunuh."
"A.. Apa?!" Ternyata gossip mengenai sisiwi Red Rosa Interational High School yang sadis baru saja ia dengar kebenarannya. "Kau tidak mengadukan hal ini pada keluargamu-ttebayo?"
Hinata menggeleng."Aku tidak mau menyusahkan Ayah dan juga Kak Neji.. Aku juga tidak mau membuat Hanabi panik."
"Ibumu?"
"Sudah meninggal.."
"Bagaimana kalau begini.. Kau sesekali tolaklah permintaan mereka-ttebayo.." kata Naruto yang mengagetkan Hinata.
"Ba.. Bagaimana kalau mereka serius membunuhku?" tanya Hinata.
"Saat itu terjadi aku kan melindungimu-ttebayo!" jawab Naruto antusias. Hinata terkesima mendengarnya.
"Te.. Terima kasih.."
"A.. Ayo kita cari bahan-bahannya-ttebayo!" seru Naruto agak gugup. Sementara Hinata hanya tertawa kecil. Lalu Hinata menemukan sesuatu.
"Wah sepasang kaus kaki!" seru Hinata. Kaus kaki putih itu memang agak dekil, tapi warna putihnya masih mendominasi. "N.. Naruto-san! Bagaimana kalau kita membuat boneka dari kaus kaki?"
"Itu ide bagus-dattebayo!" sahut Naruto seraya mendekati Hinata. Kemudian mereka juga menemukan jarum jahit, dakron bekas, kancing bekas berwarna biru sapphire dan lavender, gunting dan benang berwarna indigo dan kuning cerah.
"Bagaimana kalau kita buat dua?" saran Naruto. "Satu sepertiku dan satu sepertimu. Aku jamin Kurenai-sensei akan senang melihat karya kita-ttebayo!"
"I.. Iya itu ide yag bagus.." komentar Hinata.
"Kau bisa menjahit, Hinata?" tanya Naruto. Kalau tidak bisa dia akan minta bantuan neneknya.
"A.. Aku bisa kok.." jawab Hinata. Tanpa mereka sadari ternyata hari sudah menjelang malam. "Ah sudah hampir malam.. Aku harus segera pulang.."
"Biarkan aku mengantarmu-ttebayo.."
"Y.. Ya baiklah.."
~Di Depan Rumah Hinata~
Bagai bumi dan langit. Bagai gubuk Naruto dan istana Hinata.
Meski agak minder dengan penampakan depan rumah Hinata, Naruto tetap mengikuti Hinata sampai depan pintu rumahnya.
"Te.. Terima kasih.." kata Hinata. Belum sempat Hinata membuka pintu, ayah Hinata, Hyuuga Hiashi membuka pintu.
"Kau..." Ayah Hinata tampak kaget melihat Naruto. "Kau Uzumaki Naruto kan?"
""I.. Iya.." sahut Naruto. Apa Naruto seterkenal itu sampai dikenal oleh seorang pemimpin klan Hyuuga?
"Silahkan masuk dulu.." tawar Ayah Hinata, membuat Naruto tambah canggung. Akhirnya mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu.Tiba-tiba seorang gadis berambut cokelat serta bermata lavender ikut nimbrung.
"Kak Naruto ingat padaku tidak?" tanya gadis itu.
"Hanabi-chan kenal Naruto-san?" Hinata balik tanya. Sementara Naruto berusaha mengingat Hanabi.
"Oh!" seru Naruto. "Kau Hanabi yang waktu itu-ttebayo?"
Karena Naruto tahu Hinata sedang bingung, Naruto pun menceritakan pertemuannya dengan Hanabi.
"Jadi begini Hinata-chan.."
~Flashback~
Jam 4 sore. Naruto baru pulang dari sekolahnya, SMA Konoha. Tiba-tiba..
"Tolong!!!"
Suara jeritan anak perempuan. Naruto berusaha mencari sumber suara. Ternyata itu berasal dari sebuah gang sepi. Naruto melihat seorang anak perempuan yang akan diculik 3 orang.
"Heh mau apa kalian?!" teriak Naruto.
Kemudian perkelahian pun tak terelakan. Sementara anak perempuan itu masih ketakutan. Akhirnya Naruto memenangkan pertarungan itu, dan mendekati anak perempuan itu.
"Namamu siapa-ttebayo?" tanya Naruto.
"Hyuuga Hanabi.." jawab anak itu yang ternyata Hanabi. "Nama kakak?"
"Aku Uzumaki Naruto!" jawab Naruto semangat. "Kudengar Hyuuga Hanabi sekolah di Red Rosa International Elementary School.. Apa itu benar-ttebayo?"
"Iya.. Kakak dari SMA Konoha, ya?" Hanabi bisa langsung menebaknya saat melihat seragam Naruto.
"Yah begitulah-ttebayo.." jawab Naruto. "Rasanya aku ingin sekali sekolah di Red Rosa International High School, tapi aku terkendala biaya.."
~Flashback Off~
"Tunggu dulu.." Naruto menghentikan ceritanya. "Jangan-jangan kamu.."
"Yah.." potong Hanabi. "Aku yang bilang pada Ayahku agar Kak Naruto bisa mendapat beasiswa di sana!"
Naruto tidak tahu harus bilang apa. Tapi yang pasti dia harus mengatakan, "Terima kasih.."
Sementara itu Hinata cemberut. "Kenapa tidak ada yang memberitahuku soal itu?"
"Entahlah.. Mungkin sebagai kejutan.. " kata Hanabi cuek.
"Lalu kenapa kau bisa bersama anakku?" tanya Ayah Hinata yang mulai terlihat menyeramkan.
"Kami.. Kami mengerjakan tugas kelompok.." jelas Hinata. "Di rumah Naruto-san.."
Sesaat Ayah Hinata dan Hanabi saling pandang, kemudian tersenyum.
"Yah yah kami percaya.." kata Ayah Hinata seraya mengangguk.
"A.. Aku pulang dulu ya Hinata-chan.." pamit Naruto.
"I.. Iya.."
~Keesokan harinya~
"Hinata-chan, bahan-bahan boneka kan ada dirumahku.. Kapan kita mengerjakannya-ttebayo?" tanya Naruto.
"B.. Besok saja Naruto-san.."
"Kenapa kau tidak memanggilku Naruto? Ayolah aku ini temanmu-ttebayo.." potong Naruto.
"I.. Iya Naruto-kun.." kata Hinata dengan gugup seperti biasa. "Besok saja mengerjakannya. A.. Aku ada pertemuan klan.."
"Oh baiklah.." kata Naruto seraya tersenyum, membuat wajah Hinata semakin memerah.
Kemudian Menuett kembali mengalun. Semua langsung ke meja masing-masing. Pasalnya sekarang adalah pelajaran fisika bersama guru paling aneh diseluruh Red Rosa International High School. Seorang guru memakai topeng aneh berwarna orange dan berpola bagai lolipop. Untungnya sampai sekarang guru itu tidak pernah dijilat murid-murid karena topengnya itu. Sebenarnya yang paling menganehkan dari guru ini adalah sifatnya.
"Nah muid-murid kelas 11-3 yang kucintai, selamat pagi!!!" jerit guru itu dengan lebaynya.
'Dasar Tobi-sensei aneh..'
~Skip Time Jam Istirahat~
Akhirnya pelajaran gila (Eh maksudnya pelajaran fisika) selesai juga, karena Menuett kembali mengalun, menyelamatkan setiap insan kelas 11-3 dari gegar otak karena cari mengajar Tobi-sensei.
"Sayang sekali kita harus berpisah sekarang. Saya tahu ini berat bagi kalian tapi saya yakin kita semua pasti bertemu lagi.." ujar Tobi-sensei terisak tanpa kelihatan ekspresinya karena topeng yang dipakainya. "Jangan lupa kerjakan pr kalian, halaman 538-540! Sampai jumpa!!" seru Tobi-sensei seraya kabur dengan gaya kelinci (lompat-lompat maksudnya). Sementara itu Naruto menghampiri Hinata.
"Kita ke atap yuk-ttebayo.." ajak Naruto.
"I.. Iya" sahut Hinata seraya membawa kotak bento-nya.
~Kemudian di atap sekolah~
"Hah aku benar-benar stress belajar dengan Tobi-sensei. Sudah gurunya rada-rada, pelajarannya susah, pr-nya banyak lagi.." keluh Naruto
"B.. Bagaimana kalau besok aku membantu Naruto-kun membuat pr saat tugas boneka?" tawar Hinata malu-malu.
"Wah aku mau sekali! Siapa yang tidak mau diajari oleh rangking satu se-Red Rosa!" seru Naruto.
"Hihi terima kasih.." kata Hinata. Ia pun membuka kotak bentonya dan terlihatlah isinya. Nasi, ayam teriyaki, gyoza dan sashimi salmon. Hinata pun memakannya. Tiba-tiba Naruto mengelus ujung bibir Hinata. "N.. Naruto-kun?"
"Ada nasi.." jelas Narut seraya tersenyum. Sementara wajah Hinata bagai kepiting yang direbus ribuan kali. Sirah bana, kata orang minang. "Nah sekarang sudah tidak ada!"
"N-Naruto-kun?"
"Ya-dattebayo?"
"Nasinya kan sudah tidak ada, ta.. tapi kenapa tangan Naruto-kun masih ada dipipiku?"
Naruto bengong sesaat sebelum menaruh tangannya dilantai. "Maaf ya Hinata-chan.."kata Naruto yang nyengir kuda.
"Tidak.. Tidak apa-apa kok!" kata Hinata yang menggeleng kepalanya kuat-kuat.
Lagu Menuett kembali mengingatkan murid-murid kalau jam istirahat sudah berakhir.
"Ayo kita turun-ttebayo!" ajak Naruto yang disambut anggukan kecil dari Hinata, membuat Naruto terkikik geli.
~Keesokan Harinya Di Rumah Naruto~
"Maaf ya Hinata-chan aku tidak bisa membantumu.." sesal Naruto. "Selain aku tidak bisa membuat boneka aku juga harus segera menyelesaikan pr fisika ini-ttebayo.."
"Tidak apa Naruto-kun.." kata Hinata seraya menempelkan kancing di boneka buatannya. "Nah sudah jadi!"
Dua boneka itu benar-benar mirip Hinata dan Naruto, membuat Naruto terkesima. "Keren sekali-ttebayo!"
"Te.. Terima kasih.." kata Hinata. "Bibi Mito mana?"
"Sedang mencari sampah.."
"Untuk apa?"
"Cari uang-ttebayo"
Hinata kaget.
"Sebenarnya sih aku ingin kerja tapi dilarang nenek karena katanya aku harus sekolah." cerita Naruto. "Ah Hinata-chan! Kalau yang ini caranya bagaimana?"
Hinata mendekati Naruto. "Jangan merasa bersalah Naruto-kun.. Bibi Mito benar. Kau memang harus fokus sekolah. Setelah itu kau bisa fokus membantu Bibi Mito.." kata Hinata lembut. Sepertinya Naruto memang tidak bisa berbohong didepan Hinata. "Kalau yang ini caraya seperti ini.."
"Oh begitu.."
~Seminggu Kemudian~
Hari ini Hinata tampak bersemangat, namun tiba-tiba ia diseret oleh Sakura, Ino dan Shion.
"A.. Ada apa?" tanya Hinata.
'Plak!'
Sebuah tamparan dari Shion.
"Kenapa kau tidak mau sekelompok dengan kami di pelajaran seni?! Kami sama sekali tidak mau menyentuh sampah dan orangtua kami tidak mau membantu kami!" Seru Shion.
'Plakk!'
Satu tamparan yang lebih keras dari Sakura.
"Kau tahu kan apa hukuman bila murid yang tidak mengerjakan tugasnya?! Akan disuruh membuat tugasnya 3 kali lipat dari yang seharusnya!" seru Sakura.
'Tekk!'
Kemudian Ino menjambak rambut Hinata hingga berbunyi keras.
"Kami ingin kau membuat 3 boneka setelah kami diceramahi si menor!" bentak Ino.
Hinata awalnya ingin mengiyakan. tapi kali ini ia ingat kata-kata Naruto. Ia pun berkata, "Aku tidak mau!"
Oke aura membunuh trio ini keluar, membuat Hinata merinding. Akhirnya mereka pun menyeret Hinata ke..
Gudang.
Shion membuka pintu dengan kasar, sementara Sakura melempar tubuh mungil Hinata hingga ia terhempas kelantai. Mereka pun mengikat tangan dan kaki Hinata.
"Ah aku gak bawa lakban!" gerutu Ino. "Jangan coba-coba teriak, paham?!"
Hinata hanya bisa mengangguk, sementara trio itu tersenyum puas.
'Blamm!'
"Cklek!'
Great, batin Hinata. Ia bukannya menyalahkan kata-kata Naruto, tapi karena ia sudah tahu kalau begini akhirnya.Tiba-tiba ia merasakan getaran bumi yang hebat.
'I.. Ini gempa!' batin Hinata. "Tolong!!!"
Tiba-tiba..
"Hinata-chan!"
"Hinata-sama!"
Hinata kenal dua suara itu. "Naruto-kun, Kak Neji! Aku ada disini!!"
'Brakkk!'
Tanpa basa-basi Naruto dan Neji langsung membuka ikatan Hinata yang tidak terlalu kencang.
"Ayo!"
~Kemudian Di Taman Sekolah~
"Siapa yang melakukan hal semacam ini, Hinata-sama?" tanya Neji dengan panik. Bayangkan saja kalau Naruto dan Neji tidak menemukan Hinata. Gempa tadi SR-nya cukup tinggi. Entah jadi apa Hinata.
"Se.. Sebenarnya.. Aku.. Diperintahkan mengerjakan tugas temanku. Ka.. Karena aku tidak mau mengerjakannya jadi aku dikurung disana.."
"Siapa pelakunya?" tanya Neji. Hinata menggeleng pelan. "Aku belum bisa menceritakannya"
"Oh iya Kak Neji.. Aku ingin bicara dengan Hinata saja, boleh?" pinta Naruto. Neji mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Tiba-tiba Naruto menangis. Menangis saudara-saudara! (oke aku lebay).
"N.. Naruto-kun kenapa?" tanya Hinata seraya mengusap air mata Naruto. Naruto pun menangkap tangan Hinata, menarik gadis itu hingga kepelukannya.
"N.. Naruto-kun?"
"Maaf aku terlambat datang. Kalau aku terlambat datang aku pasti bisa menyelamatkanmu lebih awal.." sesal Naruto. Akhirnya Hinata membalas pelukan Naruto.
"Tidak apa-apa Naruto-kun.." kata Hinata seraya mengelus punggung Naruto, berusaha menenangkannya.
"Terima kasih-ttebayo.." kata Naruto. Kemudian mereka melepas pelukan mereka. Oh oke waja h Hinata sudah seperti cabai merah yang baru matang.
"Oh iya karena kau sahabatku.. Apa kau mau tahu rahasiaku-ttebayo?"
"Rahasia apa?"
Naruto pun mendekati Hinata dan berbisik. "I really love you."
1...
2...
3...
"A.. Apa?!" jerit Hinata. Sekarang wajah Hinata.. Entahlah aku bingung mau mendeskripsikannya seperti apa lagi. Yang jelas sangat merah.
"Aku benar-benar mencintaimu." Oke Naruto kau terlalu merendahkan Hinata. Hinata mengerti apa maksudmu, tapi dia kaget.
"I.. I really love you too.." kata Hinata pelan.
"Diberitahukan kepada seluruh murid untuk segera meninggalkan kawasan sekolah. Hari ini sekolah diliburkan!" seru Anko-sensei lewat speaker.
"Hinata-hime mau pulang bersamaku?"
"I.. Iya.."
~The End(?)~
Akhirnya selesai juga.. Oke aku tahu endingnya aneh. Maaf ya..
Aku membuat fanfic ini karena aku adalah korban bully. Karena Naruto dan Hinata nasibnya sama sepertiku akhirnya aku membuat fanfic ini. Oh iya aku ingin bilang "Stop Bullying!" ;)
Oke sekian,
Wassalam.
Jumat, 03 Juli 2015
Fanfic Aikatsu! : Ran Fall In Love?!
Assalamu'alaikum ketemu lagi dengan saya manusia paling imut dimuka bumi (bohong).
Kenapa aku gak membuatnya di www.fanfction.net? Karena akun saya gak bisa dibuka. Oke langsung aja. Aku memakai character milikku, jangan bingung ya.
Character : Ran Shibuki, Ichigo Hoshimiya, Aoi Kiriya, Oc, Hikari Minowa.
Summary : Seorang Ran Shibuki jatuh cinta pada pandangan pertama? Bagiman ceritanya, ya?
Pagi yang cerah di Starlight Academy. Salah satu siswinya, Ran Shibuki sedang latihan di luar sekolah. Ingin ganti suasana, pikirnya.
Ia tidak sendiri. Ada dua sahabat baiknya, Ichigo Hoshimiya dan Aoi Kiriya. Beda dengan Ran dan Aoi yang memilih jalan santai, Ichigo justru semangat sekali berlari.
"Aoi, Ran! Ayo cepat! Ikuti leader kalian!" seru Ichigo dengan semangat. Yap kalian tentu sudah tahu bahwa Ichigo adalah leader dari Soleil.
"Baiklah aku akan mengejarmu!" balas Ran dengan semangat seraya berlari. Saking semangatnya, ternyata ia jauh di depan Ichigo dan Aoi, membuat keduanya sweatdrop ditempat.
"Ran semangat sekali.." komentar Aoi. "Kita harus kejar dia, Ichigo!"
"Iya!"
Sementara itu..
Ran yang terlampau semangat berlari pun mendapat ganjarannya. Dia menabrak seorang laki-laki bersurai pirang. Ran langsung ojigi.
"Maafkan aku!" seru Ran. Dia terkejut saat mulai berdiri. Keren, pikirnya. Laki-laki itu membawa bunga mawar merah.
"Haha tidak apa-apa.." kata lai-laki itu. "Oh ya aku Akihiko Kimura." lanjut laiki-laki itu seraya mengulurkan tangannya.
"A.. Aku.."
"Wah kau Ran Shibuki, ya?" tebak Akihiko. Beginilah nasib idol, belum menyebutkan nama sudah ketebak duluan. "Iya benar.." jawab Ran.
"Kau tidak apa-apa kan? Wajahmu merah.. Apa kau demam?" tanya Akihiko.
"Tidak! Aku baik-baik saja!" jawab Ran agak gugup. Seorang Ran gugup? Tidak salah, nih?
"Aku harus ke Starlight Academy.. Oke sampai jumpa!" pamit Akihiko. Setelah itulah Ichigo dan Aoi berhasil menyusul Ran.
"Ran, larimu cepat sekali!" keluh Ichigo, tapi tak ada tanggapan dari Ran. Akhirnya Ichigo memakai jurus ampuhnya.
"Hiattt!!" seru Ichigo. "Kitik kitik kitik kitik!"
Sementara Ran yang kegelian, Aoi hanya bisa sweatdrop.
"Kau kelihatannya jatuh cinta, ya?" tebak Aoi. Sepertinya predikat jeniusnya tidak sebatas dalam dunia idol, tapi juga dalam dunia percintaan.
"Yah bisa dibilang begitu.." kali ini Ran tidak menyangkalnya.
"Hah?!" jerit Ichigo. "Kamu kan bilang kalau idol tidak boleh jatuh cinta.." komentar Ichigo dengan polosnya.
"Tapi kan aku tidak bilang kalau idol tidak boleh memperjuangkan cintanya!" Ups. Ran keceplosan.
"Bagaimana kalau kami membantumu?" tawar Aoi. "Siapa namanya?"
"Akihiko Kimura.."
"Akihiko kan artinya pangeran yang cerah ceria." komentar Aoi dengan mata menerawang.
'Iya sih.. Akihiko tampak ceria sekali..' batin Ran.
"Terus sekarang dia dimana?" tanya Ichigo.
"Ah! Dia ke Starlight Academy!" seru Ran.
"Baiklah! Ayo kita kejar cinta pertama Ran!" seru Ichigo.
Kemudian..
Dengan gaya ala detektif, personil Soleil pun mencari-cari Akihiko.
"Akihiko itu seperti apa?" tanya Aoi.
"Rambutnya pirang dan membawa mawar merah." jawab Ran.
"Ah itu dia!" seru Ichigo. Ternyata benar, dia Akihiko. "Ayo kita ikuti dia!"
Personil Soleil pun mengendap-endap mengikuti Akihiko.
'Sebenarnya apa yang dia lakukan di Starlight Academy ini?' batin Ran. Membawa mawar merah dan ke Starlight Academy. Tapi kenapa juga para bodyguard yang biasanya melarang laki-laki masuk kesini tidak melarang Akihiko?
Mereka terus mengikuti Akihiko. Dia tampak gelisah, sepertinya dia tersesat. Ya wajar saja, sih. Starlight Academy kan luas sekali. Orang yang pertama kali ke Starlight Academy dijamin tersesat.
"Aku tidak tahan. Dia harus dibantu!" ujar Ran. Ichigo dan Aoi hanya menurut saja. Lagipula yang jatuh cinta kan Ran. Mereka hanya membantu saja.
"Akihiko!" panggil Ran. Yang dipanggil pun menegok.
"Wah ada personil Soleil.." ujar Akihiko.
"Kau.. Sedang apa disini? Mencari sesuatu?" tanya Ran layaknya pemandu wisata (dibogem Ran).
"Dimana ya ruang latihan bawah tanah?'" Akihiko balik tanya.
"Ajak dia mengikutimu!" bisik Aoi. Ran mengangguk.
"I.. Ikuti aku.." ajak Ran. Akihiko, Ichigo dan Aoi pun mengikuti Ran.
"Ajak dia bicara.." saran Aoi, tentunya berbisik lagi.
"Ng.. Ada urusan apa kau ke ruang latihan bawah tanah?" tanya Ran.
"Aku mencari seseorang.." jawab Akihiko seraya tersenyum manis. Wah, wajah merah Ran sudah melebihi tomat yang baru matang!
Mereka pun sampai di bawah tanah. Di tempat ini orang bisa lebih tersesat lagi.
Setelah lama berjalan di ruang bawah tanah, mereka melewati ruang latihan rival abadi Ran. Hikari Minowa.
Kalian tentu ingat dengan Hikari Minowa yang pertama kali mucul di Episode 8. Dia sangat serius berlatih, sampai harus latihan di tempat gelap nan sunyi ini. Tapi Akihiko memasuki ruangan itu. Personil Soleil kaget sekali. Jadi Akihiko membawa bunga itu untuk Hikari?
"Hikari.." panggil Akihiko. Hikari pun menoleh.
"Ah Akihiko.. Ada apa?" tanya Hikari seraya membersihkan keringatnya.
"Kau ini serius sekali kalau berlatih.." komentar Akihiko. "Ini untukmu!"
"Wah terima kasih!" jerit Hikari. Mengerti akan kondisi ini, Ichigo dan Aoi langsung menggandeng tangan sahabatnya.
"Permisi ya, Hikari.." pamit Ichigo. Trio Soleil pun meninggalkan Hikari dan Akihiko.
Kemudian..
"Sudah Ran jangan sedih.." Aoi berusaha menghibur sahabatnya. "Pasti ada orang yang lebih baik daripada Akihiko.."
"Iya itu benar!" seru Ichigo. "Kalau Ran jatuh cinta lagi, kami pasti membantumu!"
"Ichigo.. Aoi.. Terima kasih.." kata Ran.
"Baiklah ayo kita latihan lagi!" seru Ichigo seraya lari meninggalkan Aoi dan Ran.
"Ichigo tunggu!"
~The End~
Oke akhirnya selesai juga ff ini.. Akhir kata,
Wassalam.
Kenapa aku gak membuatnya di www.fanfction.net? Karena akun saya gak bisa dibuka. Oke langsung aja. Aku memakai character milikku, jangan bingung ya.
Character : Ran Shibuki, Ichigo Hoshimiya, Aoi Kiriya, Oc, Hikari Minowa.
Summary : Seorang Ran Shibuki jatuh cinta pada pandangan pertama? Bagiman ceritanya, ya?
Pagi yang cerah di Starlight Academy. Salah satu siswinya, Ran Shibuki sedang latihan di luar sekolah. Ingin ganti suasana, pikirnya.
Ia tidak sendiri. Ada dua sahabat baiknya, Ichigo Hoshimiya dan Aoi Kiriya. Beda dengan Ran dan Aoi yang memilih jalan santai, Ichigo justru semangat sekali berlari.
"Aoi, Ran! Ayo cepat! Ikuti leader kalian!" seru Ichigo dengan semangat. Yap kalian tentu sudah tahu bahwa Ichigo adalah leader dari Soleil.
"Baiklah aku akan mengejarmu!" balas Ran dengan semangat seraya berlari. Saking semangatnya, ternyata ia jauh di depan Ichigo dan Aoi, membuat keduanya sweatdrop ditempat.
"Ran semangat sekali.." komentar Aoi. "Kita harus kejar dia, Ichigo!"
"Iya!"
Sementara itu..
Ran yang terlampau semangat berlari pun mendapat ganjarannya. Dia menabrak seorang laki-laki bersurai pirang. Ran langsung ojigi.
"Maafkan aku!" seru Ran. Dia terkejut saat mulai berdiri. Keren, pikirnya. Laki-laki itu membawa bunga mawar merah.
"Haha tidak apa-apa.." kata lai-laki itu. "Oh ya aku Akihiko Kimura." lanjut laiki-laki itu seraya mengulurkan tangannya.
"A.. Aku.."
"Wah kau Ran Shibuki, ya?" tebak Akihiko. Beginilah nasib idol, belum menyebutkan nama sudah ketebak duluan. "Iya benar.." jawab Ran.
"Kau tidak apa-apa kan? Wajahmu merah.. Apa kau demam?" tanya Akihiko.
"Tidak! Aku baik-baik saja!" jawab Ran agak gugup. Seorang Ran gugup? Tidak salah, nih?
"Aku harus ke Starlight Academy.. Oke sampai jumpa!" pamit Akihiko. Setelah itulah Ichigo dan Aoi berhasil menyusul Ran.
"Ran, larimu cepat sekali!" keluh Ichigo, tapi tak ada tanggapan dari Ran. Akhirnya Ichigo memakai jurus ampuhnya.
"Hiattt!!" seru Ichigo. "Kitik kitik kitik kitik!"
Sementara Ran yang kegelian, Aoi hanya bisa sweatdrop.
"Kau kelihatannya jatuh cinta, ya?" tebak Aoi. Sepertinya predikat jeniusnya tidak sebatas dalam dunia idol, tapi juga dalam dunia percintaan.
"Yah bisa dibilang begitu.." kali ini Ran tidak menyangkalnya.
"Hah?!" jerit Ichigo. "Kamu kan bilang kalau idol tidak boleh jatuh cinta.." komentar Ichigo dengan polosnya.
"Tapi kan aku tidak bilang kalau idol tidak boleh memperjuangkan cintanya!" Ups. Ran keceplosan.
"Bagaimana kalau kami membantumu?" tawar Aoi. "Siapa namanya?"
"Akihiko Kimura.."
"Akihiko kan artinya pangeran yang cerah ceria." komentar Aoi dengan mata menerawang.
'Iya sih.. Akihiko tampak ceria sekali..' batin Ran.
"Terus sekarang dia dimana?" tanya Ichigo.
"Ah! Dia ke Starlight Academy!" seru Ran.
"Baiklah! Ayo kita kejar cinta pertama Ran!" seru Ichigo.
Kemudian..
Dengan gaya ala detektif, personil Soleil pun mencari-cari Akihiko.
"Akihiko itu seperti apa?" tanya Aoi.
"Rambutnya pirang dan membawa mawar merah." jawab Ran.
"Ah itu dia!" seru Ichigo. Ternyata benar, dia Akihiko. "Ayo kita ikuti dia!"
Personil Soleil pun mengendap-endap mengikuti Akihiko.
'Sebenarnya apa yang dia lakukan di Starlight Academy ini?' batin Ran. Membawa mawar merah dan ke Starlight Academy. Tapi kenapa juga para bodyguard yang biasanya melarang laki-laki masuk kesini tidak melarang Akihiko?
Mereka terus mengikuti Akihiko. Dia tampak gelisah, sepertinya dia tersesat. Ya wajar saja, sih. Starlight Academy kan luas sekali. Orang yang pertama kali ke Starlight Academy dijamin tersesat.
"Aku tidak tahan. Dia harus dibantu!" ujar Ran. Ichigo dan Aoi hanya menurut saja. Lagipula yang jatuh cinta kan Ran. Mereka hanya membantu saja.
"Akihiko!" panggil Ran. Yang dipanggil pun menegok.
"Wah ada personil Soleil.." ujar Akihiko.
"Kau.. Sedang apa disini? Mencari sesuatu?" tanya Ran layaknya pemandu wisata (dibogem Ran).
"Dimana ya ruang latihan bawah tanah?'" Akihiko balik tanya.
"Ajak dia mengikutimu!" bisik Aoi. Ran mengangguk.
"I.. Ikuti aku.." ajak Ran. Akihiko, Ichigo dan Aoi pun mengikuti Ran.
"Ajak dia bicara.." saran Aoi, tentunya berbisik lagi.
"Ng.. Ada urusan apa kau ke ruang latihan bawah tanah?" tanya Ran.
"Aku mencari seseorang.." jawab Akihiko seraya tersenyum manis. Wah, wajah merah Ran sudah melebihi tomat yang baru matang!
Mereka pun sampai di bawah tanah. Di tempat ini orang bisa lebih tersesat lagi.
Setelah lama berjalan di ruang bawah tanah, mereka melewati ruang latihan rival abadi Ran. Hikari Minowa.
Kalian tentu ingat dengan Hikari Minowa yang pertama kali mucul di Episode 8. Dia sangat serius berlatih, sampai harus latihan di tempat gelap nan sunyi ini. Tapi Akihiko memasuki ruangan itu. Personil Soleil kaget sekali. Jadi Akihiko membawa bunga itu untuk Hikari?
"Hikari.." panggil Akihiko. Hikari pun menoleh.
"Ah Akihiko.. Ada apa?" tanya Hikari seraya membersihkan keringatnya.
"Kau ini serius sekali kalau berlatih.." komentar Akihiko. "Ini untukmu!"
"Wah terima kasih!" jerit Hikari. Mengerti akan kondisi ini, Ichigo dan Aoi langsung menggandeng tangan sahabatnya.
"Permisi ya, Hikari.." pamit Ichigo. Trio Soleil pun meninggalkan Hikari dan Akihiko.
Kemudian..
"Sudah Ran jangan sedih.." Aoi berusaha menghibur sahabatnya. "Pasti ada orang yang lebih baik daripada Akihiko.."
"Iya itu benar!" seru Ichigo. "Kalau Ran jatuh cinta lagi, kami pasti membantumu!"
"Ichigo.. Aoi.. Terima kasih.." kata Ran.
"Baiklah ayo kita latihan lagi!" seru Ichigo seraya lari meninggalkan Aoi dan Ran.
"Ichigo tunggu!"
~The End~
Oke akhirnya selesai juga ff ini.. Akhir kata,
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)